BEHAVIORISTIK DAN KOGNITIF!

 


sumber : walpaperlist.com 

Teori belajar behavioristik adalah perubahan tingkah laku siswa yang disebabkan adanya komunikasi dari pengalaman. Teori behavioristik ini dianut oleh Berliner dan Gage, yang mana menjadi sangat populer dikalangan para filosof pendidik. Menurut teori behavioristik, belajar adalah perubahan tingkah laku akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Dengan kata lain, belajar merupakan bentuk perubahan yang dialami anak dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon. Anak dianggap telah belajar jika ia dapat menunjukkan perubahan pada tingkah lakunya.

Hal yang paling penting menurut teori behavioristik adalah masukan yang berupa stimulus dan keluaran yang berupa respon. Menurut toeri behavioristik ini, apa yang tejadi diantara stimulus dan respon dianggap tidak penting diperhatikan karena tidak dapat diukur dan tidak dapat diamati. Yang dapat diamati hanyalah stimulus dan respon. Oleh sebab itu, apa saja yang diberikan guru (stimulus) dan apa yang dihasilkan siswa (respon), semuanya harus dapat diukur dan diamati. Teori behavioristik ini lebih mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal yang penting untuk melihat terjadinya perubahan tingkah laku tersebut. Faktor lain yang juga dianggap penting adalah faktor penguatan. Penguatan adalah apa saja yang dapat memperkuat timbulnya respon. Bila penguatan diitambahkan maka respon akan semakin kuat. Begitu juga bila penguatan dikurangi maka responpun akan dikuatkan. Jadi, penguatan merupakan suatu bentuk stimulus yang penting diberikan (ditambahkan) atau dihilangkan (dikurangi) untuk memungkinkan terjadinya respon. Tokoh-tokoh aliran behavioristik diantaranya: Thorndike, Watson, Clark Hull, Edwin Guthrie, Skinner.

Behaviorisme merupakan salah aliran psikologi yang memandang individu hanya dari sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek – aspek mental. Dengan kata lain, behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu dalam suatu belajar. Peristiwa belajar semata-mata melatih refleks-refleks sedemikian rupa sehingga menjadi kebiasaan yang dikuasai individu. Aliran psikologi belajar yang sangat besar mempengaruhi pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran hingga saat ini adalah aliran behavioristik. Karena aliran behavioristik ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Respon atau perilaku tertentu dapat dibentuk karena dikondisi dengan cara tertentu dengan menggunakan metode drill atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan faktor-faktor penguat (reinforcement), dan akan menghilang bila dikenai hukuman. Teori ini hingga sekarang masih merajai pembelajaran di Indonesia. Hal ini tampak dengan jelas pada penyelenggaraan pembelajaran dari tingkat paling dini, seperti Kelompok Belajar sampai di Perguruan Tinggi, pembentukan perilaku dengan cara drill (pembiasaan) disertai dengan reinforcement atau hukuman masih sering dilakukan. Teori ini memandang bahwa sebagai sesuatu yang ada di dunia nyata telah terstruktur rapi dan teratur, sehingga siswa atau orang yang belajar harus dihadapkan pada aturan-aturan yang jelas dan ditetapkan lebih dulu secara ketat. Pembiasaan dan disiplin dan disiplin menjadi sangat esensial dalam belajar, sehingga pembelajaran lebih banyak dikaitkan dengan penegakan disiplin. Berdasarkan uraian di atas, Inti dari teori belajar behavioristik, adalah Belajar adalah perubahan tingkah laku, Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika ia telah mampu menunjukkan perubahan tingkah laku, Pentingnya masukan atau input  yang berupa stimulus dan keluaran yang berupa respon , sesuatu yang terjadi  diantara stimulus dan respon tidak dianggap penting  sebab tidak bisa diukur dan diamati, Yang bisa di amati dan diukur hanya stimulus dan respon,  Penguatan adalah faktor penting dalam belajar,  Bila penguatan ditambah maka respon akan semakin kuat , demikian juga jika respon dikurangi maka respon juga menguat.

Yang selanjutnya aliran Kognitif, Disadari atau tidak, setiap individu tentu pernah melakukan aktivitas belajar karena aktivitas belajar tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang mulai sejak lahir sampai mencapai umur tua. Khodijah (2014) memberikan definisi belajar yaitu: 1) belajar adalah merupakan sebuah proses yang memungkinkan seseorang memperoleh dan membentuk kompetensi, keterampilan, dan sikap yang baru. 2) Proses belajar melibatkan prosesproses internal yang terjadi berdasarkan pengalamn, latihan dan interaksi social. 3) hasil belajar ditunjukkan oleh terjadinya perubahan prilaku, 4) Perubahan yang dihasilkan dari belajar bersifat relatif permanen. Dalam membahas teori-teori tentang belajar, sudah banyak teori yang muncul seperti teori behavioristik, teori kognitif, toeri humanistik dan lainnya. Pada tulisan ini akan diuraikan tentang teori kognitif. Berbeda dengan teori-teori belajar dalam paradigma behavioristik yang menjelaskan belajar sebagai perubahan prilaku yang dapat diamati yang timbul sebagai hasil pengalaman, teori belajar kognitif menjelaskan belajar dengan berfokus pada perubahan-perubahan proses mental internal yang digunakan dalam upaya memahami dunia eksternal. Proses tersebut digunakan mulai dari mempelajari tugas-tugas sederhana hingga yang kompleks. Dalam perspektif kognitif, belajar adalah perubahan dalam struktur mental seseorang yang memberikan kapasitas untuk menunjukkan perubahan prilaku. Struktur mental ini meliputi pengetahuan, keyakinan, keterampilan, harapan dan mekanisme lain dalam kepala pembelajar. Fokus teori kognitif adalah potensi untuk berprilaku dan bukan pada prilakunya sendiri.( Khodijah, 2014) Saam (2010 : 59) menyatakan bahwa Teori kognitif menekankan bahwa peristiwa belajar merupakan proses internal atau mental manusia. Teori kognitif menyatakan bahwa tingkah laku manusia yang tampak tidak bisa diukur dan diterangkan tanpa melibatkan proses mental yang lain seperti motivasi, sikap, minat, dan kemauan. Gredler dalam Uno (2006 : 10) menyatakan bahwa Teori belajar kognitif merupakan suatu teori belajar yang lebih mementingkan proses belajar daripada hasil belajar itu sendiri. Bagi penganut aliran ini, 8 belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respons. Namun lebih erat dari itu, belajar melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks. Dalyono (2007 : 34) bahwa Dalam teori belajar kognitif dinyatakan bahwa tingkah laku seseorang tidak hanya dikontrol oleh “reward” dan “reinforcement”. Mereka ini adalah para ahli jiwa aliran kognitifis. Menurut pendapat mereka, tingkah laku seseorang senantiasa didasarkan pada kognisi, yaitu tindakan mengenal atau memikirkan situasi di mana tingkah laku itu terjadi.


SUMBER : https://www.tripven.com/teori-belajar-behavioristik/ file:///C:/Users/DELL/Downloads/528-912-1-SM.pdf 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Behavioristik, Kognitif, dan Kecerdasan ganda.

TEORI PERKEMBANGAN JAEN PIAGET!

Asumsi dasar Teori Vygotsky