Belajar dan Bermain Anak Usia Dini
Bermain merupakan kegiatan yang penting bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik, sosial, emosi, intelektual, dan spiritual anak sekolah dasar. Dengan bermain anak dapat mengenal lingkungan, berinteraksi, serta mengembangkan emosi dan imajinasi dengan baik. Pada dasarnya anak-anak gemar bermain, bergerak, bernyanyi dan menari, baik dilakukan sendiri maupun berkelompok. Bermain adalah kegiatan untuk bersenang-senang yang terjadi secara alamiah.
Anak tidak merasa terpaksa untuk bermain, tetapi mereka akan memperoleh kesenangan, kanikmatan, informasi, pengetahuan, imajinasi, dan motivasi bersosialisasi Bermain memiliki fungsi yang sangat luas, seperti untuk anak, untuk guru, orang tua dan fungsi lainnya.bagi anak. Dengan bermain dapat mengembangkan fisik, motorik, sosial, emosi, kognitif, daya cipta (kreativitas), bahasa, perilaku, ketajaman pengindraan, melepaskan ketegangan, dan terapi bagi fisik, mental ataupun gangguan perkembangan lainnya.
Bermain bagi anak usia dini dapat digunakan untuk mempelajari dan belajar banyak hal, dapat mengenal aturan, bersosialisasi, menempatkan diri, menata emosi, toleransi, kerja sama, dan menjunjung tinggi sportivitas. Selanjutnya dituturkan oleh Ailwood (2003): Play in early childhood educationforms a significant nodal point at which understanding and discourses of childhood, motherhood, education, family, psychology, and citizenship coagulate and collide. Penuturan dari Ailwood tersebut, bermakna bahwa bermain pada lembaga PAUD merupakan suatu titik temu antara pemahaman dan percakapan yang terjadi pada anak, orang tua, pendidikan, keluarga, psikologi dan penguatan terhadap kenegaraan.
Disimpulkan bahwa bermain merupakan aktivitas mendasar anak yang dilakukan sendiri, bersama pendidik, keluarga, teman maupun orangtua yang mana kegiatan tersebut dilakukan secara sukarela, menyenangkan, dan tanpa paksaan, dengan bermain anak-anak akan mampu memahami aturan-aturan, bekerjasama, dan bersosialisasi.
Fungsi bermain bagi guru dan orangtua adalah agar guru dan orangtua dapat memahami karakter anak, jalan pikiran anak, dapat intervensi, kolaborasi dan berkomunikasi dengan ank. Fungsi lainnya adalah rekreasi, penyaluran energi, persiapan untuk hidup dan mekanisme integrasi (penyatuan) dengan alam sekitar Menurut NAEYC (National Association for The Education of Young Children,1997), bermain merupakan alat utama belajar anak. Demikian juga pemerintah Indonesia telah mencanangkan prinsip, “Bermain sambil belajar atau belajar seraya bermain”.Bermain yang sesuai dengan tujuan di atas adalah bermain yang memiliki ciri-ciri seperti : menimbulkan kesenangan, spontanitas, motivasi dari anak sendiri, dan aturan ditentukan oleh anak sendiri.
Para ahli berkesimpulan bahwa anak adalah makhluk yang aktif dan dinamis. kebutuhan-kebuthan jasmaniah dan rohaniahnya anak yang mendasari sebagian besar dipenuhi melalui bermain (kelompok) bermain sendiri maupun itu merupakan kebutuhan anak.
Belajar adalah suatu proses atau upaya yang dilakukan setiap individu untuk mendapatkan perubahan tingkah laku, baik dalam bentuk pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai positif sebagai suatu pengalaman dari berbagai materi yang telah dipelajari. Cara belajar anak berbeda dengan orang dewasa sehingga pembelajarannya pun harus dilakukan dengan strategi yang berbeda. Belajar bagi seorang anak mmemiliki karakteristik sendiri yang berbeda dengan orang dewasa, di antaranya yaitu bermain sambil belajar, belajar alamiah, dan membangun sendiri pengetahuannya.
Fungsi penting dari permainan adalah berhubungan langsung dengan kemampuan pemecahan masalah, memberikan individu dengan keterampilan khusus untuk menyelesaikan berbagai masalah yang ditimbulkan dalam keadaan kehidupan lain. Bermain dianggap sebagai orientasi yang memberi individu kemampuan untuk menerapkan sebagian besar dari dirinya dimana pengalaman main-main dengan objek dan prosedur untuk masalah kehidupan nyata yang tidak muncul dalam situasi permainan asli. Hal ini sesuai dengan pandangan para ahli konstruktivisme mengenai belajar pada anak yang memunculkan kemampuan untuk membangun pengetahuannya dengan bermain melalui eksplorasi yang dilakukan terhadap objek yang ditemui dan interaksi yang dilakukannya
Tujuan Belajar Anak Usia Dini : Mendorong perkembangan otak, Mengembangkan kemampuan bersosialisasi, Melatih konsentrasi, Membantu perkembangan dan proses belajar
Manfaat Belajar Anak Usia Dini : Membentuk karakter sejak dini, Menghormati perbedaan, Kemampuan bekerja sama lebih baik, Memiliki kemampuan cepat bersosialisasi di lingkungan, Melatih konsentrasi sejak dini.
Tujuan Bermain Anak Usia Dini : Sebagai sarana bagi anak untuk bereksperimen (melakukan berbagai percobaan sederhana) sehingga mendapatkan pengetahuan atau pengalaman baru), Sebagai sarana melatih anak beradaptasi (menyesuaikan diri) dengan lingkungan, Sebagai sarana peniruan bagi anak karena bebas berekspresi menirukan berbagai hal yang ada dalam imajinasinya, Sebagai sarana bagi anak untuk bereksplorasi sehingga rasa keingintahuannya terpenuhi.
Manfaat Bermain Anak Usia Dini : Mengembangkan kemampuan moral agama, Mengembangkan kemampuan motorik/gerak, Mengembangkan kemampuan kognitif/daya piker, Mengembangkan kemampuan seni, Mengembangkan kemampuan Bahasa, Mengembangkan kemampuan sosial emosional.
Dalam mengimplementasikan arti bermain di taman kanak-kanak yang dapat dilakukan pertama kali yaitu dengan menggunakan metode pembelajaran yang asik dan menyenangkan. Seorang guru diharapkan bisa mengkondisikan kelas yang tidak monoton, anak-anak tetap senang, dan yang terpenting adalah anak-anak tidak merasa bahwa itu suatu pembelajaran yang harus diikuti. Pernyataan ini bisa diartikan bahwa di dalam pembelajaran anak-anak bermain akan tetapi di dalamnya mengandung suatu pembelajaran. Anak-anak diajak bereksplorasi dengan bebas, memanfaatkan objek yang ada di lingkungan sekitar, sehingga anak bisa menemukan sesuatu yang bermanfaat.
Komentar
Posting Komentar