DEVELOPMENTALY APROPRIATE PRACITICE (DAP) PADA PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI
Dalam situasi COVID-19 saat ini, semua bidang pembangunan di negara ini seperti bidang agama, kedokteran, ekonomi, politik, hukum dan pendidikan Cukup sulit untuk beradaptasi dengan situasi. Semua bidang pengalaman pengembangan penurunan serius. Dalam situasi COVID-19 saat ini, semuanya benar-benar dibatasi, dan harus menjaga jarak aman. Semua bidang pembangunan memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan dan kemajuan negara, termasuk pendidikan. Kualitas suatu sistem pendidikan memiliki pengaruh yang sangat besar demi kemajuan bangsa dan negara. Karena pendidikan itu sendiri merupakan faktor penting dalam membangun bangsa. Dengan pendidikan, manusia dapat bertindak dan berperilaku dengan baik aturan dan standar yang ada untuk menciptakan keadaan aman dan damai.
Pendidikan tidak hanya bisa dimulai saat anak lahir, tetapi juga saat anak Selama dalam kandungan, orang tua dapat mendidik anak-anaknya. kapan kamu Selama dalam kandungan, orang tua dianjurkan untuk membiasakan anaknya berbicara dan berbicara bercerita. Kenali dan rasakan lebih dekat dengan orang tua Anda. Pentingnya pendidikan dimulai pada usia dini ini karena faktor teoritis bahwa saat ini Perkembangan anak melewati masa yang cepat dan menentukan. Perkembangan seorang anak pada usia ini dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal di luar. Faktor internal berasal dari dukungan yang diterima anak dari keluarga, seperti orang-orang orang tua menemani anak-anak mereka dalam pekerjaan rumah mereka, mendukung potensi mereka, kembangkan bakat dan minat anak dan awasi setiap langkahnya perkembangan anak.
Konsep DAP muncul berawal dari banyaknya kurikulum yang dikembangkan di Amerika pada tahun 1960-1970 yang tidak sesuai dengan tahapan tumbuh kembang anak. kurikulum tersebut dianggap gagal mencetak generasi anak yang dapat berpikir kritis dan mampu menyelesaikan beberapa permasalahan yang datang. Kemudian organisasi yang mengembangkannya adalah NAEYC (National Association for the Education of Young Children) salah satu organisasi profesional pada pendidikan anak usia dini mengeluarkan petisi untuk mereformasi pendidikan yang sesuai dengan konsep DAP. Oleh karena itu, sejak tahun 1980-an sekolah-sekolah di AS sudah melakukan perbaikan untuk menerapkan konsep lama. NAEYC mengembangkan prinsip-prinsip pelaksanaan DAP untuk rentang usia sampai 8 tahun. Prinsip-prinsip ini kemudian dikembangkan oleh NAEYC seiring dengan perkembangan dan penerapan konsep DAP dalam program-program pendidikan anak usia dini.
Developmentally Appropriate Practice (DAP) adalah sebuah rencana program pembelajaran yang akan diterapkan kepada anak lembaga PAUD sebagai wujud pendekatan dan penerapan ilmu pengetahuan. Program pembelajaran Developmentally Appropriate Practice (DAP) menggunakan perspektif perkembangan anak, dan pengetahuan mengenai perkembangan anak. Developmentally Appropriate Practice (DAP) merujuk pada aplikasi pengetahuan tentang perkembangan anak usia dini dalam program pengembangan anak usia dini. Segala teori dan riset tentang bagaimana anak berkembang dan belajar sesuai tahap perkembangan digunakan dalam merekayasa lingkungan yang selaras dengan kebutuhan dan kemampuan anak. Artinya DAP berdasarkan pengetahuan dan pengertian tentang anak, bukan berdasarkan harapan atau keinginan orang tua belaka.
Menurut Sue Bredekamp (1987), konsep dari DAP memiliki dua dimensi, yiatu : patut menurut usia (age appropriate) dan patut menurut anak Sebagai individu yang unik (individual appropriate). Sementara Gary Glassenapp (Megawangi, 2005 : 5) menambahkan 1 dimensi lagi, yaitu : patut menurut Lingkungan dan budaya.DAP memiliki tiga dimensi yang harus dijangkau. Tiga dimensi tersebut adalah :
1. Kesesuaian Usia (Age Appropriate) Dalam dimensi ini pendidik diharapkan memahami tahapan perkembangan anak secara kronologis. Pemahaman tentang hal ini dapat menjadi bekal bagi pendidik untuk mengetahui aktifitas, materi, dan interaksi social apa saja yang sesuai, menarik, aman, mendidik, dan menantang bagi anak. Hal ini sangat penting sebagai acuan dalam merancang dan menerapkan kurikulum, serta menyiapkan lingkungan belajar yang patut dan menyenangkan.
2. Kesesuaian Individu yang unik ( Individual Appropriate) Pendidik harus memahami bahwa setiap anak merupakan pribadi yang unik, dimana ia membawa bakat, minat, kelebihan dan kekerangannya, serta pengalaman masing – masing anak dalam berinteraksi. Program DAP yang dikemukakan oleh Bredekamp bahwasanya pada proses pembelajaran hendaknya menyediakan berbagai aktivitas dan bahan-bahan yang kaya serta menawarkan pilihan bagi siswa sehingga siswa dapat memilihnya untuk kegiatan kelompok kecil maupun mandiri dan memberikan kesempatan bagi siswa untuk berinisiatif sendiri, melakukan keterampilan atas prakarsa sendiri sebagai aktivitas yang dipilihnya. Pembelajaran terpadu juga menekankan integrasi berbagai aktivitas untuk mengeksplorasi objek, topik, atau tema yang merupakan kejadian-kejadian, fakta, dan peristiwa yang otentik. Pelaksanaan pembelajaran terpadu pada dasarnya agar kurikulum itu bermakna bagi anak. Proses pembelajaran seharusnya memperhatikan kebermaknaan artinya apa yang bermakna bagi anak menunjuk pada pengalaman-pengalaman belajar yang sesuai dengan minat-minatnya.
3. Kesesuaian Sosial dan Budaya ( Culture Appropriate) Pemahaman pendidik terhadap latar belakang sosial budaya anak dapat dijadikan dijadikan sebagai acuan guru dalam mempersiapkan materi pembelajaran yang relevan dan bermakna bagi anak.
Komentar
Posting Komentar