Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir
Strategi Pembelajaran Peningkatan  Berpikir (SPPKB) adalah strategi pembelajaran yang bertumpu pada perkembangan kemampuan berpikir siswa dengan cara menelaah fakta dan pengalaman anak sebagai bahan pemecahan masalah yang diangkat. Di SPPKB, siswa lebih dari sekedar disuguhkan konten. Namun, siswa dibimbing untuk menggunakan pengalaman mereka untuk menemukan diri mereka sendiri melalui proses dialog. 
 Sebuah studi tentang fakta atau pengalaman sosial adalah dasar untuk pengembangan keterampilan berpikir. Artinya, pengembangan ide dan gagasan  didasarkan pada pengalaman sosial anak dalam kehidupan sehari-hari, atau  kemampuan anak untuk mengkorelasikan berbagai pengamatan. Fakta menjelaskan dan menjelaskan data yang mereka terima dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan akhir SPPKB adalah kemampuan anak dalam memecahkan masalah sosial sesuai dengan tingkat perkembangan anak. 
 Kami menyimpulkan bahwa strategi pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan berpikir adalah strategi pembelajaran yang menekankan pada kemampuan berpikir siswa dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang menggugah anak untuk berpikir sehingga mereka dapat menemukan konsepnya. 
 SPPKB menekankan partisipasi penuh siswa  dalam pembelajaran. Hal ini sesuai dengan sifat SPPKB, dengan harapan siswa  hanya duduk dan mendengarkan penjelasan guru, kemudian mencatat perolehan mata pelajaran dan mencatat untuk diingat.
SPPKB pada dasarnya memiliki tiga fungsi utama: Proses pembelajaran dengan SPPKB menekankan pada kekuatan mental siswa yang paling besar. 
 SPPKB menginginkan siswa berpartisipasi aktif dalam kegiatan proses berpikir, bukan model pembelajaran yang membiarkan siswa pasif dan mendengar serta mencatat apa yang disampaikan guru meningkat. Semua aktivitas  belajar yang berlangsung dipicu oleh impuls mental yang diatur oleh otak. Ini karena yang kita pelajari di sini adalah peristiwa mental, bukan peristiwa perilaku yang  menekankan aktivitas fisik. 
 SM 
 SPPKB dilaksanakan  dalam situasi interaktif dan proses tanya jawab yang berkelanjutan. 
 Proses pembelajaran dialogis dan tanya jawab bertujuan untuk menumbuhkembangkan kemampuan berpikir siswa tentang masalah yang diangkat. Ini memberikan siswa  pandangan yang unik dari solusi atau solusi yang  diberikan, yang memberi mereka pengetahuan yang mereka butuhkan. 
c. SPPKB bertumpu pada dua hal utama: proses dan hasil belajar. Proses pembelajaran 
 dirancang untuk meningkatkan keterampilan berpikir, dan hasil belajar ditujukan untuk membangun pengetahuan atau mempelajari materi pembelajaran baru. Tahap pelaksanaan SPPKB 
 terdiri dari tiga tahap besar  yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Rinciannya dijelaskan sebagai berikut. 
a. Kegiatan Awal 
a) Fase Orientasi 
 Pada fase ini guru menempatkan siswa pada posisi siap belajar 
 Fase Orientasi dilakukan dengan penjelasan tujuan yang ingin dicapai terlebih dahulu. Kedua tujuan tersebut berhubungan dengan perolehan subjek. Ada pula tujuan yang berkaitan dengan proses belajar atau keterampilan berpikir yang harus dimiliki  siswa. Kedua, penjelasan tentang proses pembelajaran yang harus dilakukan siswa pada setiap tahapan proses pembelajaran. 
 b) Tracking Phase 
 Tracking Phase adalah fase evaluasi untuk memahami pengalaman dan keterampilan dasar siswa yang terkait dengan topik atau materi yang diminati. Pada fase ini, guru membuat dialog, tanya jawab untuk menunjukkan pengalaman apa  yang  dimiliki siswa dan topik mana yang dianggap relevan dengan topik yang dipelajarinya. Berbekal pemahaman tersebut, guru memutuskan bagaimana  mengembangkan dialog, tanya jawab pada tahap selanjutnya. 
 SM Kegiatan Inti 
a) Fase Konflik 
 Fase Konflik adalah fase di mana masalah disajikan untuk dipecahkan tergantung pada kemampuan dan pengalaman siswa. Pada tahap ini, guru dapat mengidentifikasi masalah dilematis yang membutuhkan jawaban dan solusi untuk membantu meningkatkan keterampilan siswa. Tentu saja, masalah yang ditimbulkan oleh topik tersebut sesuai dengan keterampilan dasar dan pengalaman siswa. Pada tahap ini, guru perlu mampu mengembangkan dialog agar siswa benar-benar memahami masalah yang akan dipecahkan. 
 b) Tahap Penelitian Tahap penelitian 
 merupakan tahapan terpenting dalam strategi pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan berpikir. Pada tahap ini, siswa benar-benar belajar berpikir. Selama fase penelitian, siswa diminta untuk memecahkan masalah yang mereka hadapi. Oleh karena itu, guru perlu memberikan ruang dan kesempatan kepada siswa untuk memunculkan ide-ide upaya pemecahan masalah.
.. Kegiatan akhir 
a) Tahap Adaptasi Tahap adaptasi merupakan tahap pembentukan pengetahuan baru melalui proses inferensi. Pada tahap ini, siswa harus dapat menemukan kata kunci yang sesuai untuk mata pelajaran atau topik pembelajaran mereka. Pada tahap ini, guru akan memandu Anda melalui dialog sehingga Anda dapat mengidentifikasi apa yang dapat Anda temukan dan  pahami tentang subjek yang ada. 
 b) Tahap Perawatan 
 Tahap dimana guru melakukan koreksi terhadap siswa yang tidak menyelesaikan hasil kegiatan penelitiannya. 
 c) Fase Transfer Fase transfer 
  adalah fase di mana masalah baru disajikan yang sesuai dengan masalah yang disajikan. Fase transfer dirancang untuk memungkinkan siswa mentransfer keterampilan berpikir mereka untuk memecahkan masalah baru. Pada tahap ini, guru membuat tugas yang sesuai dengan topik diskusi. Seperti halnya SPPKB 
, setiap strategi  memiliki kekuatan dan kelemahannya masing-masing. Strategi tidak dapat diterjemahkan ke dalam kegiatan pembelajaran. Kelebihan dan kelemahan SPPKB adalah: 
a. Keunggulan SPPKB 
 Menunjukkan kemampuan berpikir siswa untuk memecahkan masalah yang mereka temukan dalam kehidupan mereka. 
 Siswa  siap menghadapi masalah yang disajikan oleh gurunya. 
 Siswa diprioritaskan untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran. 
 Memberikan kebebasan untuk menggali kemampuan siswa dengan menggunakan berbagai media yang tersedia. b.  SPPKB 
 SPPKB hilang. Hal ini relatif memakan waktu dan tidak akan berjalan lancar jika waktu pengajarannya singkat. 
 Siswa yang  berpikir rendah akan kesulitan  mengikuti pelajaran karena mereka terus-menerus diinstruksikan untuk memecahkan masalah yang diangkat. Guru dan peserta didik yang belum siap mengikuti SPPKB tidak dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan karena tidak dapat melakukan proses pembelajaran  yang semula. SPPKB hanya dapat diterapkan dengan baik di sekolah yang sesuai dengan karakteristik SPPKB itu sendiri.
Komentar
Posting Komentar